Skip to main content

Pentingnya Sistem Temu kembali Informasi (IRS)


Banyak pakar yang mengungkapkan defenisi kebutuhan informasi. Salah satunya Krikelas dalam kutipan Ishak (2006: 91), ia mendefenisikan kebutuhan informasi sebagai berikut: “...when the current state of possessed knowledge is less than needed”. Dari pengungkapan Krikelas dapat diartikan bahwa kebutuhan informasi timbul ketika pengetahuan yang dimiliki seseorang kurang dari yang dibutuhkan, sehingga mendorong seseorang untuk mencari informasi.

Memahami kebutuhan pemakai sebenarnya tidak terlalu sulit. Melakukan pendekatan dengan pemakai (user   approach)  adalah  langkah awal untuk  dapat memahami kebutuhan informasi pemakai (information need). “Pendekatan ini dilakukan terutama untuk memahami karakteristik umum pemakai, mengetahui ruang lingkup atau konteks informasi yang dibutuhkan, mengidentifikasi subjek, dan menyeleksi sumber-sumber database yang akan digunakan dalam penelusuran” (Hasugian, 2006: 6).
Namun Moores dalam Ishak (2006: 92) menyatakan agak sulit menentukan hal ini karena kebutuhan informasi pemakai selalu berubah dan berkembang, “They have customer’s need that are changing all the time. Understanding how these   needs are changing is obviously an essential element when designing future service”. Pendapat tersebut dapat diartikan bahwa kebutuhan informasi pemakai selalu berubah dan berkembang setiap waktu. Memahami bagaimana kebutuhan itu berubah merupakan unsur penting dalam perencanaan layanan informasi dimasa mendatang. Oleh sebab itu selalu mengikuti perkembangan informasi adalah penting sebagai jalan mempermudah mengidentifikasi kebutuhan pemakai, yang salah satunya dalam perpustakaan. Temu kembali informasi merupakan suatu usaha untuk menemukan kembali informasi yang terdapat di perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan pengguna. Untuk menunjang kegiatan penelusuran informasi bahan pustaka, perpustakaan memerlukan alat bantu baik secara manual maupun menggunakan komputer yang disebut dengan katalog. Tanpa adanya alat telusur lokasi bahan pustaka, pengguna tidak mungkin menemukan kembali suatu bahan pustaka yang diinginkannya diantara sekian banyaknya koleksi perpustakaan.

Kebutuhan para pemakai perpustakaan pada dasarnya cenderung lebih menginginkan informasi cepat dan tepat dalam mendapatkan informasi, mudah dalam mengakses, praktis dan efisien serta tidak memerlukan waktu yang lama dalam mendapatkan informasi. Sekarang terjadi perubahan perilaku pemakai perpustakaan yang mencari informasi dari manual bergeser komputer dan melalui internet.

Perpustakaan merupakan organisasi berupa lembaga atau unit kerja yang bertugas menghimpun bahan pustaka, mengolah dan merawat pustaka dan menyediakan koleksi pustaka untuk dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.

by. fachrurrozi 
08.01.53.0229

Popular posts from this blog

Aljaba Boolean, Aljabar Biasa

Terdapat perbedaan antara aljabar Boolean dengan aljabar biasa untuk aritmetika bilangan riil : 1.    Hukum distributif yang pertama, a . (b + c) = (a . b) + (a . c) sudah dikenal di dalam aljabar biasa, tetapi hukum distributif yang kedua, a + (b . c) = (a + b) . (a + c), benar untuk aljabar Boolean, tetapi tidak benar untuk aljabar biasa. 2.    Aljabar Boolean tidak memiliki kebalikan perkalian (multiplicative inverse) dan kebalikan penjumlahan; karena itu, tidak ada operasi pembagian dan pengurangan di dalam aljabar Boolean. 3.    Aksioma nomor 4 pada definisi 2.1 mendefinisikan operator yang dinamakan komplemen yang tidak tersedia pada aljabar biasa. 4.     Aljabar biasa memperlakukan himpunan bilangan riil dengan elemen yang tidak berhingga banyaknya. Sedangkan aljabar Boolean memperlakukan himpunan elemen B yang sampai sekarang belum didefinisikan, tetapi pada aljabar Boolean dua-nilai, B didefinisikan sebag...

Pengertian Sistem Temu kembali Informasi (IRS)

Sistem temu kembali informasi berasal dari kata Information Retrieval System (IRS). Temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem temu kembali informasi merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Sistem temu kembali informasi berfungsi sebagai perantara kebutuhan informasi pengguna dengan sumber informasi yang tersedia. Pengertian yang sama mengenai sistem temu kembali informasi menurut Sulistyo-Basuki sistem temu kembali informasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai. Dapat dinyatakan bahwa sistem temu kembali informasi memiliki fungsi dalam menyediakan kebutuhan informasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan penggunanya.

Cara Kerja Informasi Retrieval

Cara Kerja Information Retrieval adalah sebagai berikut 1. Sistem akan mengambil dokumen dari korpus 2. Sistem akan melakukan token atau memisahkan term berdasarkan spasi 3. Sistem akan melakukan filtering yang berguna untuk menghilangkan term yang tidak atau kurang berguna, bisa dengan tala atau andriani (kalo irs berbahasa indonesia) 4. Sistem akan melakukan stemming, atau pemisahan or pembentukan kata dasar