Skip to main content

Aljaba Boolean, Aljabar Biasa

Aljabar Boolean

Terdapat perbedaan antara aljabar Boolean dengan aljabar biasa untuk aritmetika bilangan riil :
1.    Hukum distributif yang pertama, a . (b + c) = (a . b) + (a . c) sudah dikenal di dalam aljabar biasa, tetapi hukum distributif yang kedua, a + (b . c) = (a + b) . (a + c), benar untuk aljabar Boolean, tetapi tidak benar untuk aljabar biasa.
2.    Aljabar Boolean tidak memiliki kebalikan perkalian (multiplicative inverse) dan kebalikan penjumlahan; karena itu, tidak ada operasi pembagian dan pengurangan di dalam aljabar Boolean.
3.    Aksioma nomor 4 pada definisi 2.1 mendefinisikan operator yang dinamakan komplemen yang tidak tersedia pada aljabar biasa.
4.     Aljabar biasa memperlakukan himpunan bilangan riil dengan elemen yang tidak berhingga banyaknya. Sedangkan aljabar Boolean memperlakukan himpunan elemen B yang sampai sekarang belum didefinisikan, tetapi pada aljabar Boolean dua-nilai, B didefinisikan sebagai himpunan dengan hanya dua nilai, 0 dan 1.

Hal lain yang penting adalah membedakan elemen himpunan dan peubah (variable) pada sistem aljabar. Sebagai contoh, pada aljabar biasa, elemen himpunan bilangan riil adalah angka, sedangkan peubahnya seperti a, b, c dan sebagainya. Dengan cara yang sama pada aljabar Boolean, orang mendefinisikan elemen – elemen himpunan dan peubah seperti x, y, z sebagai simbol – simbol yang merepresentasikan elemen.
Berhubung elemen – elemen B tidak didefinisikan nilainya (kita bebas menentukan anggota – anggota B), maka untuk mempunyai sebuah aljabar Boolean, orang harus memperlihatkan :
o    elemen – elemen himpuan B,
o    kaidah / aturan operasi untuk dua operator biner dan operator uner,
o    himpunan B, bersama – sama dengan dua operator tersebut, memenuhi keempat aksioma di atas.
Jika ketiga persyaratan di atas dipenuhi, maka aljabar yang didefinisikan dapat dikatakan sebagai aljabar Boolean.

Popular posts from this blog

Pengertian Sistem Temu kembali Informasi (IRS)

Sistem temu kembali informasi berasal dari kata Information Retrieval System (IRS). Temu kembali informasi adalah sebuah media layanan bagi pengguna untuk memperoleh informasi atau sumber informasi yang dibutuhkan oleh pengguna. Sistem temu kembali informasi merupakan sistem informasi yang berfungsi untuk menemukan informasi yang relevan dengan kebutuhan pemakai. Sistem temu kembali informasi berfungsi sebagai perantara kebutuhan informasi pengguna dengan sumber informasi yang tersedia. Pengertian yang sama mengenai sistem temu kembali informasi menurut Sulistyo-Basuki sistem temu kembali informasi adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyediakan dan memasok informasi bagi pemakai sebagai jawaban atas permintaan atau berdasarkan kebutuhan pemakai. Dapat dinyatakan bahwa sistem temu kembali informasi memiliki fungsi dalam menyediakan kebutuhan informasi sesuai dengan kebutuhan dan permintaan penggunanya.

Cara Kerja Informasi Retrieval

Cara Kerja Information Retrieval adalah sebagai berikut 1. Sistem akan mengambil dokumen dari korpus 2. Sistem akan melakukan token atau memisahkan term berdasarkan spasi 3. Sistem akan melakukan filtering yang berguna untuk menghilangkan term yang tidak atau kurang berguna, bisa dengan tala atau andriani (kalo irs berbahasa indonesia) 4. Sistem akan melakukan stemming, atau pemisahan or pembentukan kata dasar